Day: March 18, 2025

Fenomena perubahan iklim semakin nyata dirasakan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, serta meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem menjadi tanda nyata bahwa iklim sedang mengalami pergeseran signifikan. Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai panjang serta ekosistem yang beragam, Indonesia menjadi salah satu wilayah yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Simak cara mengetahui perubahan iklim saat ini dan cara mempersiapkannya!

Dampak ini tidak hanya berpengaruh pada cuaca harian, tetapi juga memengaruhi sektor pertanian, kesehatan, serta infrastruktur. Pemahaman terhadap pola perubahan iklim serta dampaknya terhadap cuaca di Indonesia menjadi langkah awal untuk mengantisipasi serta merancang strategi mitigasi yang lebih baik.


Bagaimana Perubahan Iklim Terjadi?

Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Siklus Air dan Pola Hujan

Perubahan iklim terjadi akibat peningkatan gas rumah kaca di atmosfer, yang menyebabkan suhu bumi terus meningkat. Aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, serta industri yang menghasilkan emisi tinggi, mempercepat proses pemanasan global.

Gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), serta nitrogen oksida (N₂O) membentuk lapisan yang menjebak panas matahari dalam atmosfer. Akibatnya, suhu permukaan bumi meningkat, memicu perubahan pola cuaca yang lebih ekstrem.

Selain pemanasan global, perubahan iklim juga dipengaruhi oleh fenomena alami seperti El Niño dan La Niña yang secara langsung berdampak pada curah hujan serta suhu udara di Indonesia.


Dampak Perubahan Iklim terhadap Cuaca di Indonesia

Sebagai negara tropis, Indonesia mengalami dampak perubahan iklim dalam berbagai aspek, terutama terkait pola hujan, suhu udara, serta intensitas bencana alam. Berikut beberapa dampak signifikan yang terjadi:

1. Peningkatan Suhu Udara

Kenapa Suhu Udara Terasa Lebih Panas dari Pembacaan Termometer?

Peningkatan suhu global menyebabkan suhu udara di Indonesia naik secara bertahap setiap tahun. Berdasarkan data BMKG, rata-rata suhu tahunan di Indonesia meningkat sekitar 0,03°C per dekade. Dampaknya terasa dalam bentuk gelombang panas, terutama di wilayah perkotaan dengan tingkat polusi serta urbanisasi tinggi.

Suhu yang lebih panas tidak hanya berdampak pada kenyamanan hidup, tetapi juga memicu peningkatan konsumsi energi akibat penggunaan pendingin udara yang lebih intensif.

2. Perubahan Pola Curah Hujan

Penelitian Baru Menunjukkan Bahwa Manusia Menyebabkan Perubahan Pola Curah  Hujan Yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya - RakyatPos Jakarta

Curah hujan di Indonesia mengalami pergeseran akibat perubahan iklim. Beberapa daerah mengalami musim hujan yang lebih panjang dengan intensitas tinggi, sementara wilayah lain justru mengalami kekeringan berkepanjangan.

Fenomena ini berkaitan erat dengan perubahan pola angin monsun serta gangguan siklus atmosfer yang menyebabkan curah hujan tidak menentu. Akibatnya, petani kesulitan memprediksi waktu tanam yang tepat, meningkatkan risiko gagal panen serta krisis pangan di beberapa daerah.

3. Meningkatnya Intensitas Badai Tropis

Badai Siklon Tropis: Pengertian, Dampak, dan Upaya Mitigasi

Pemanasan global berdampak pada peningkatan suhu permukaan laut, yang menjadi faktor utama dalam pembentukan badai tropis. Indonesia memang jarang mengalami badai besar seperti di kawasan Pasifik, namun dampak tidak langsung tetap dirasakan dalam bentuk hujan ekstrem serta angin kencang.

Badai yang terbentuk di Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia sering kali membawa curah hujan tinggi serta gelombang pasang ke pesisir Indonesia, meningkatkan risiko banjir rob serta abrasi pantai.

4. Naiknya Permukaan Air Laut

Naiknya Permukaan Laut Akibat Pemanasan Global – TFI

Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara serta Antartika, yang berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut. Berdasarkan laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), permukaan air laut di Indonesia mengalami kenaikan rata-rata 5-7 mm per tahun.

Akibatnya, banyak wilayah pesisir mengalami banjir rob yang lebih sering terjadi, mengancam pemukiman serta lahan pertanian. Kota-kota pesisir seperti Jakarta, Semarang, serta Pekalongan menjadi daerah yang paling rentan terdampak.

5. Meningkatnya Frekuensi Bencana Hidrometeorologi

Dari banjir ke banjir, mengapa kita masih gagap menghadapi bencana?

Perubahan iklim meningkatkan frekuensi serta intensitas bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, serta kekeringan. BMKG mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kejadian banjir serta tanah longsor meningkat signifikan, terutama di wilayah dengan curah hujan tinggi serta sistem drainase yang kurang optimal.

Di sisi lain, beberapa daerah mengalami kekeringan lebih panjang akibat berkurangnya curah hujan. Wilayah Nusa Tenggara Timur serta sebagian Jawa mengalami penurunan curah hujan drastis dalam beberapa tahun terakhir, berdampak pada ketersediaan air bersih serta produksi pangan.


Langkah Mitigasi dan Adaptasi

Mengingat dampak perubahan iklim semakin nyata, langkah mitigasi serta adaptasi menjadi solusi utama untuk menghadapi perubahan cuaca ekstrem, terutama di Indonesia. Beberapa strategi yang dapat diterapkan mencakup:

Ada pertanyaan? Hubungi kontak kami di bawah!